Strories . . . . Dea . . . . just sharing . . . . . . . stories-dea.blogspot.com . . . . dea.crazy.a@gmail.com

Rabu, Juni 08, 2011

Asteroid dan Meteor

Apakah Asteroid Itu?

Asteroid merupakan planet berbatu yang kecil. Ukurannya 1 km lebih, yang terbesar 700 km. Terdapat beribu-ribu asteroid dalam sistem tata surya. Sebagian besar ditemukan daerah khusus asteroid antara planet Mars dan planet Yupiter. Asteroid yang orbitnya melewati orbit bumi dinamakan asteroid “Apollo”. Banyak diantara asteroid yang sudah dinamakan oleh para ilmuwan dengan nama para ilmuwan yang menemukannya.

Sejarah Penemuan Asteroid

Penemuan Asteroid yang pertama kali terjadi lebih dari dua abad yang lalu, yaitu pada tahun 1801, oleh Piazzi seorang astronom Italia. Asteroid temuannya yang diberi nama Ceres, pada awalnya diduga sebagai planet yang hilang sebagaimana diramalkan oleh hokum Titius-Bode. Benda angkasa tersebut hingga kini memegang rekor sebagai asteroid terbesar di Tata Surya dengan taksiran garis tengah lebih dari 900 km.

Terbentuknya Asteroid

Asteroid terbentuk dari material yang menjadi saksi bisu dari proses terbentuknya Tata Surya sekitar empat setengah miliar tahun lalu di bawah pengaruh interaksi gravitasi. Sebagian besar populasi asteroid dijumpai berada di antara orbit planet Mars dan planet Yupiter, daerah yang dikenal sebagai Sabuk Utama (Main Belt). Selain asteroid yang mendiami daerah Sabuk Utama, ada pula kelompok asteroid dengan orbit yang berbeda, seperti kelompok Trojan dan kelompok asteroid AAA (Triple A Asteroids – Amor, Apollo, Aten)

Lain halnya dengan komet. Benda langut yang oleh banyak kultur bangsa diidentikka dengan pertanda buruk ini berasal dari tepian Tata Surya.awan Oort yang berada jauh di luar orbit Pluto dipercaya sebagai tempat pembiakannya. Seperti anggota Tata Surya lainya, kometpun mengorbit Matahari. Akibat gangguan gravitasi dari planet-planet raksasa di Tata Surya, komet-komet tersebut dapat berubah orbitnya. Dari yang semula berada di tepian Tata Surya menjadi bermukim di Tata Surya bagian dalam menjadi komet berperiode pendek.

Apakah Meteor Itu?

Meteor atau disebut juga bintang jatuh adalah bagian dari angkasa yang terpisah dari asteroid. Orbit meteor terhadap matahari dinamakan “Meteorid” yang terdiri ddari bebatuan dan bongkahan logam seperti besi dan nikel. Meteor yang jatuh jika kita lihat mempunyai cahaya yang melewati langit seperti bola api.

Terkadang, bumi dijatuhi meteor. Hal ini disebut sebagai hujan meteor. Hujan meteor atau pancaran meteor terlihat di langit hampir pada tanggal yang sama setiap tahun. Kejadian yang paling indah terjadi sekitar tanggal 3 januari, 12 agustus dan 14 desember. Jutaan meteor masuk ke dalam atmosfir bumi, tetapi sebagian besar terbakar habis sebelum mencapai permukaan bumi. Kadang-kadang meteor yang besar tidak terbakar habis dan jatuh ke bumi. Sebuah meteor yang jatuh ke bumi disebut dengan batu bintang. Meteor besar pernah jatuh di daerah Afrika Selatan, Antartika, Rusia, Kanada dan sejumlah tempat lainnya.

Meteor besar yang jatuh ke bumi akan membentuk kawah-kawah seperti kawah Barringer di wilayah Arizona. Kawah ini terbentuk oleh meteor yang jatuh kira-kira 40.000 tahun yang lalu.

Negeri 5 Menara

Berawal dari sebuah pesan dari teman di masa silam, Alif Fikri kembali kepada ingatannya kepada bertahun-tahun lalu yang telah dia lewati.

Selulusnya dari madrasah tsanawiyah dia ingin melanjutkan ke sekolah SMA. Sekolah umum setelah selama beberapa tahun berada dijalur pendidikan madrasah di bawah arahan kedua orang tua. Namun semua itu hanya mimpi baginya karena bagaimanapun juga orang tuanya tidak setuju dengan pilihannya. Orang tuanya ingin anaknya menjadi seorang yang memiliki ilmu agama yang tidak sedikit.

Dengan setengah hati dia buat sebuah keputusan yang mengagetkan kedua orang tuanya. Berawal surat yang datang dari pamannya yang berada Kairo. Di dalam suratnya berisi sebuah usulan dari pamannya untuk menempuh pendidikan di sebuah pondok di pelosok jawa timur.

Berhari-hari dia lewatkan bersama sang ayah yang mengantarnya menuju Pondok Madani, tujuannya di Ponorogo Jawa Timur. Perasaan ragu yang hilang timbul terus dia rasakan. Apakah dia sudah benar dengan keputusannya merantau jauh dari tempat kelahirannya? Ataukah dia sudah keliru dan terlalu terburu-buru dalam membuat keputusan? Dia memang terlalu terburu-buru, tapi terlalu malu dia untuk kembali ke tempat kelahirannya. Dia sudah bercerita panjang lebar perihal keputusannya bahkan kepada sahabat terdekatnya, Randai yang awalnya bersama membuat keputusan untuk masuk ke SMA Bukit Tinggi impiannya. Maka dia membulatkan tekad untuk menjalankan keputusannya.

Sesampainya di kota tujuan, dengan menaiki bus carteran PM (Ponok Madani) Alif dan ayahnya menuju lokasi utama. Dalam perjalanannya kali ini dia berkenalan dengan Dulmajid, seorang calon siswa PM dari Madura dan seorang lagi Raja Lubis dari pinggir kota Medan. Sesampainya di PM, Alif segera mendaftarkan diri dan sesudahnya dia bersama ayahnya mengikuti tour perkenalan yang dipandu oleh siswa senior. Pemandu tersebut menerangkan segala fasilitas dan cara menggunakannya serta gaya belajar di PM. Alif tidak berpikir bahwa untuk dapat menjadi warga PM yang sah harus melalui sebuah ujian seleksi, diapun menyiapkan diri seadanya.

Di hari pertamanya sebagai warga PM yang sah, dia begitu terpukau dengan kalimat man jadda wajada (siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil) yang diucapkan oleh wali kelasnya, ustad Salman. Hari itu Alif berkenalan dengan teman sekelasnya yang bernama Atang dari Bandung. Dan yang memimpin kelasnya adalah seorang siswa tinggi tegap bernama Said Jufri dari Surabaya. Serta seorang lagi yaitu Baso Salahuddin dari Gowa Sulawesi.

Di malam pekan perkenalan semua ustad dan ustad senior hadir untuk menyambut para siswa baru. Dan sejumlah tiga ribu siswa terhanyut oleh sambutan kiai besar PM, kiai Rais.

Setelah melewati malam pekan perkenalan, para siswa dikenankan untuk kembali ke kamar asrama masing-masing dan sebelum mereka beranjak tidur, para kakak senior memberikan beberapa peraturan secara lisan. Esoknya para siswa baru dihebohkan dengan acara belanja. Mereka belanja untuk kebutuhan dalam mencari ilmu untuk beberapa waktu ke depan. Di hari pertama setelah dibacakannya beberapa peraturan, Alif, Dulmajid, Raja, Atang, Said, dan Baso sudah melanggar peraturan yang baru saja didapat. Mereka terlambat lima menit untuk menuju masjid untuk berjamaah. Alhasil, mereka berjejer saling menjewer telinga kawannya karena terpergok oleh bagian keamanan PM. Mereka juluki kakak senior tersebut Mike Tyson karena tubuhnya yang pendek dan gempal.

Ternyata akibat keterlambatan mereka tidak berhenti sampai telinga yang meradang saja, mereka berenam dipanggil oleh mahkamah keamanan pusat. Mereka dapatkan ganjaran mereka karena setiap kesalahan pasti akan diganjar sesuai dengan berat kesalahan yang dilakukan. Mereka mendapatkan tugas untuk menjadi Jassus, yaitu suatu agen khusus yang mengamati dan memastikan tidak ada seorang siswapun yang melanggar peraturan. Dengan susah payah Alif dan kawan-kawannya menjalankan tugas itu dan akhirnya dapat mereka laksanakan. Merekapun mendapat pengalaman yang lebih daripada siswa lain.

Akibat dari kejadian itu berimbas baik bagi mereka, kini mereka menjadi lebih akrab. Apalagi mereka satu kamar asrama, satu kelas pula, seringnya waktu yang dilewatkan bersama-sama menjadikan mereka bertambah dekat. Mereka selalu belajar dan mendiskusikan pelajaran yang mereka risaukan. Mereka kerap berkumpul di bawah menara masjid Jami’ PM. Mereka namakan persahabatan mereka Sahibul Menara.

Suatu hari datang sepucuk surat dari kawan dekatnya saat dia bersekolah di madrasah tsanawiyah atau setingkat SMP. Randai dia memanggilnya padahal nama aslinya adalah Raymond Jeffry. Isi suratnya tak lain dan tak bukan adalah perihal rasa senangnya terhadap tercapainya keinginannya bersekolah di SMA. Rasa panas bercampur iri menyelimuti hati Alif, berhari-hari dia hanya memandangi surat itu dan tak kunjung membalasnya. Sehingga setelah beberapa hari Alif baru dapat menulis surat balasan untuk kawan dekatnya itu setelah dia meresapi kalimat dari wali kelasnya, “pilihlah suasana hati kalian dalam suasana paling kacau sekalipun. Karena kalianlah master dan penguasa hati kalian. Dan hati yang selalu bisa dikuasai pemiliknya, adalah hati orang sukses.”

Alif masih belum juga dapat menguasai bahasa Arab. Padahal bahasa inilah salah satu dari dua bahasa yang mutlak dipakai untuk berkomunikasi. Selain dari dua bahasa ini hukumnya dalah haram. Maupun bahasa Indonesia, jawa atau bahasa daerah lainnya. Kalau ketahuan memakai bahasa selain dari dua bahasa tersebut, bisa terkena penalty dari bagian keamanan. Dan beruntuglah Alif karena dia bisa sedikit-sedikit berbahasa Inggris sehingga dia tidak terlalu kesulitan untuk mencari informasi dan berkomunikasi. Pelajaran Tarikh atau sejarah dunia juga menjadi pelajaran yang ditunggu-tunggu oleh Alif dan kawan-kawan. Al-qur’an dan Hadits, kaligrafi arab, mahfuzhat yaitu berisi kata-kata mutiara dari peradaban arab juga dibawakan dengan sangat menarik oleh guru-guru.

Hari jum’at selain hari mulia yang disenangi nabi Muhammad juga merupakan hari yang ditungg-tunggu oleh Alif dan kawan-kawan. Karena hari itulah hari libur mingguan mereka serta peraturan yang sedikit lebih longgar. Namun entah apa yang terjadi pada Alif, dia kehilangan kupon lauk makanannya. Di PM ini semua siswa mendapatkan kupon harian untuk bisa mendapatkan jatah lauk. Jika tidak membawa kupon dengan alasan apapun artinya tidak mendapat lauk. Dan hari ini adalah hari menu special, lauk hari ini adalah rendang. Saat Alif mengantri di loket lauk, dia mengatakan bahwa kuponnya telah hilang dengan wajah memelas. Maka dengan berat dan rasa telah melanggar peraturan sang penjaga membagi rendangnya kepada Alif yang tidak membawa kupon. Tapi yang ditunggu-tunggu di hari jum’at bukanlah hanya menu spesial di dapur umum, melainkan waktu bebas. Di hari jum’at siswa boleh keluar area PM untuk keperluan yang penting. Dan dengan usaha membuat berbagai alasan yang berbeda, enam sekawan ini keluar dari pondok dan menikmati kota ponorogo. Setelah hari dirasa cukup sore mereka segera kembali namun cuaca berubah tiba-tiba. Hujan lebat datang, namun karena takut terlambat, mereka terabas juga hujan itu. Sesampai di PM ustad Torik berdiri dipelataran kantornya dengan wajah masam. Jam dinding besar di atas pintu kanntornya menunjuk pukul lima lewat lima menit sore. Dan artinya, mereka terlambat lima menit. Hujan masih sangat lebat sehingga mungkin membantu enam sekawan ini meluruhkan hati ustad Torik yang terkenal sangat disiplin.

“Ibu memiliki posisi lebih tinggi daripada ayah. Karena itu beruntunglah kalian yang masih punya orang tua karena pintu pengabdian itu terbuka lebar. Bayangkan bagaimana susahnya dulu kalian dikandung dan dibesarkan sampai seperti sekarang. Bagi yang punya orangtua, pergunakan kesempatan sekarang ini untuk membalas budi, gembirakan mereka, beri kabar mereka, surati mereka,” ujar kiai Rais kepada murid-muridnya di suatu acara wejangan rutin.

Alif merasa tersindir atas kalimat tersebut. Sudah beberapa bulan dia lewatkan waktu di PM namun belum juga dia memberikan kabar kepada ibunya, orang tuanya, sebagai protes tidak boleh masuk SMA. Berhari-hari kalimat itu terus berdengung di kepalanya. Tiba-tiba dirinya merasa perasaan egois menguasai dirinya dan rasa bersalah menjalar ke seluruh tubuhnya. Dan kemudian dia torehkan goresan pena ke atas lembar kertas. Kalimat-kalimat yang berisi tentang kabarnya dan permintaan maafnya akan dia kirimkan kepada orang tuanya.

Tiga kali seminggu selama dua jam siswa PM diwajibkan mengikuti kelas muhadharah atau latihan berpidato di depan umum. Setiap orang dapat giliran untuk berbicara lima menit di depan umum. Bukan hanya berpidato tanpa teks, kesulitan ditingkatkan dengan kewajiban berpidato dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Indonesia, bahasa Arab, dan bahasa Inggris. Jika dibagikan, setiap orang akan mendapat bagian setiap satu minggu sekali.

Bukan perkara mudah bagi Alif, jika hanya perkara bahasa Inggris, ya, kali ini dia kebagian dengan teks bahasa Inggris, tapi yang menjadi perkara adalah bahwa Alif kurang bisa leluasa berbicara di depan publik. Lima menit juga bukan waktu yang sedikit baginya. Maka dia meminta bantuan teman-temannya untuk memberikan dukungan berupa saran untuk dapat menjadi referensi latihannya. Dan hasilnya sangat memuaskan.

Untuk kegiatan ekstra kurikuler Alif memilih menjadi wartawan di majalah kampusnya dan bergabung di tim sepak bola asramanya. Said memilih empat cabang olahraga dan salah satunya adalah sepak bola. Atang yang memakai kaca mata tebal sesuai bakatnya memilih bergabung dengan grup teater dan dia juga mengaku ingin menjadi anggota Jammiatul Qurra, sebuah grup mengasah suara dan kefasihan melantunkan ayat Tuhan. Raja yang sejak awal sudah bersemangat ingin menjadi singa podium dalam berbagai bahasa seperti bung Karno langsung bergabug dengan English Club yang mengajarkan bagaimana berpidato, berdiskusi, dan berdebat dengan baik. Baso yang memiliki photographic memory ini telah bertekad bulat untuk bisa menghapal tiga puluh juz Al-Qur’an dan segera bergabung dengan kelompok Thahfidzul Qur’an. Sedangkan Dulmajid bergabung dengan tim pustakawan sesuai hobinya dan bergabung dengan tim bulu tangkis seperti profesi idolanya sang pemain bulu tangkis.

Kiai Rais adalah sosok yang dapat menjelma apa saja. Setiap jum’at sore beliau membimbing murid-muridnya dalam menafsirkan Al-Qur’an, dengan memakai jubah putih panjang, kopiah haji, dan sorban tersampir di bahu. Setiap awal musim ujian beliau tampil di podium untuk menjadi motivator yang membakar semangat muridnya dengan memakai kemeja putih, berdasi, bercelana hitam, sepatu mengkilat, dan berkopiah hitam. Dan pada kesempatan pekan olahraga. Kiai Rais sama sekali berubah total. Alif tercengang dengan penampilan kiainya kali ini. Sorban berganti topi baseball, sarung berganti celana training panjang berwarna hitam, jubah berganti kaos sepak bola bernomor sepuluh bertuliskan nama Maradona, pahlawan bola Argentina piala dunia 1986.

Salah satu bagian penting dari peraturan PM adalah pengaturan arus informasi yang sampai pada para murid. Agar semua informasi mengandung pendidikan, semua saluran harus di kontrol dan disensor. Di PM semua murid hanya dapat membaca tiga koran nasional yang telah disensor oleh bagian keamanan dan pengajaran. Lembar-lembar koran ditempel di panel-panel yang tersebar di beberapa sudut PM yang selalu ramai dirubung banyak murid.

Tapi walau media lokal disensor ketat, PM membebaskan para siswa mengakses majalah dari luar negeri karena merupakan bantuan untuk mendalami bahasa Inggris dan bahasa Arab. Maka mereka bersama-sama dan sering mengirimkan surat yang bersisi bujukan kepada siapapun untuk mengirimi majalah dan buku gratis. Dengan demikian, beragam macam paket diterima oleh para siswa PM dari berbagai belahan dunia.

Di PM, tidak seorang muridpun diperkenankan melihat televisi. Televisi dinilai tidak cocok dengan gaya pendidikan PM dan bisa membuat para siswa terlena dan melupakan tugas utamanya yaitu menuntut ilmu. Namun beberapa siaran radio dalam maupun luar negeri yang tentu saja melalui sensor ketat sesekali disiarkan secara serentak lewat pengeras suara. Dan sudah beberapa hari ini panel-panel koran terus memberitakan Piala Thomas, sebuah pertandiangan bulutangkis tingkat dunia.

Setiap enam sekawan itu berkumpul, tak henti-hentinya mereka mebicarakan berita yang menjadi bahan utama pemberitaan koran. Dulmajid yang mengaku penggemar berat bulutangkis tidak tinggal diam, dia membuat suatu gebrakan luar biasa. Dia membujuk ustad Torik, ustad senior pemegang hukum dan kedisiplinan dan ternyata berhasil. Saat itu adalah pertama kalinya dalam sejarah PM para siswa diperbolehkan menonton televisi meskipun hanya menyaksikan Piala Thomas yang pada akhirnya ternyata Indonesia kalah oleh Malaysia.

Ujian marathon lima belas hari disambut riuh dan semarak oleh seluruh warga PM. Karena itulah moment seorang pencari ilmu untuk membuktikan bahwa jerih payahnya belajar selama ini mendatangkan hasil yang setimpal. Sejak dimulainya persiapan ujian jadwal lonceng berubah. Waktu di masjid dipersingkat, waktu khusus mengaji dikurangi, jam malam diperpanjang, jam makan menjadi fleksibel dan beberapa kegiatan ekstra kurikuler ditiadakan. Listrik yang biasanya dipadamkan pukul sepuluh malam kini bersinar selama dua puluh empat jam. Aulapun dibuka tanpa dibatasi waktu untuk digunakan kegiatan belajar dan diskusi. Para guru juga terus berkeliaran untuk selalu siaga menjawab pertanyaan dari para siswa. Mungkin beginilah seharusnya ujian disambut, sebuah perayaan terhadap ilmu. Dengan gempita.

Bukan hanya Alif sendirian yang merasa kurang maksimal dalam belajar. Sudah dia kerahkan seluruh cara. Mulai dari belajar ekstra keras hingga belajar tengah malam setelah ia tunaikan shalat sunnah Tahajud. Tapi ujian tetaplah ujian, auranya membuat tegang. Dan dia maksimalkan belajarnya dengan senantiasa berdoa kepada Allah.

Dalam beberapa pelajaran Alif merasa terbebani dan kesulitan namun pada beberapa mata pelajaran yang dia favoritkan menjadi moment yang menyenangkan baginya. Namun semua itu dia kembalikan kepada yang membuat keputusan, alhasil, nilai ujian yang keluar juga tidak seburuk yang dibayangkannya begitu juga teman-temannya kecuali Baso dan Raja, merekalah peraih gelar juara kelas.

Setelah badai ketegangan ujian dan pengumuman hasil ujian reda, kini para siswa ribut meributkan liburan. Para siswa mendapatkan liburan selama dua minggu setelah ujian pertengahan tahun dijalankan. Sayang sekali bagi Alif, selain waktu yang dia butuhkan untuk perjalanan pulang pergi yang begitu lama, masalah danapun menjadi salah satu penyebabnya dia tidak pulang ke kampung halamannya. Tapi dirinya tidak sendirian, ada Baso yang juga memiliki nasib sama seperti Alif. Namun dengan tawaran Atang mereka jadi juga berlibur.

Atang menawarkan liburan ke rumahnya, awalnya Alif dan Baso berpikir keras dan akhirnya setuju juga. Sampai di Bandung, mereka bertiga diundang oleh sekelompok mahasiswa asal Universitas Padjajaran untuk berceramah dalam pengajian yang mereka adakan. Seberkas amplop mereka terima dengan malu-malu yang awalnya mereka tolak.

Atang juga mengajak Alif dan Baso mengunjugi ITB, sekolah impian Alif dan Randai kawannya.

Setelah puas berlibur di Bandung, tiba-tiba saja Said bersikeras mengajak Alif, Atang, dan Baso mengunjungi rumahnya di Ampel Surabaya. Dan mereka bertigapun berangkat sebelum kembali ke PM. Said mengajak mereka bertiga mengenal keluargaya dan mengenal kampung Ampel. Dan berdasarkan cerita Said, Said sudah memiliki calon istri dari saudara jauh ayahnya.

Masa ujian telah benar-benar selesai, masa liburanpun juga telah selesai. Kini mereka kembali dengan rutinitas mereka yaitu belajar dan dengan segala peraturan kedisiplianan yang ketat.

Disela-sela cerita tentang liburan masing-masing, ada seorang bertutur bahwa dia melihat seorang gadis putri ustad Khalid yang baru saja pulang dari mesir. Seketika saja hal itu menjadi perbincangan yang paling sering dibicarakan. Tidak ketinggalan sahibul menara juga selalu memperbincangkan hal ini di bawah menara tempat mereka biasa berkumpul.

Tiba-tiba saja Alif berkata bahwa dia ingin berkenalan dengan Sarah putri ustad Khalid. Kelima kawannya tak dapat menyembunyikan rasa kagetnya. Dari sana timbulah tantangan dari Raja bahwa jika Alif dapat berkenalan dengan Sarah dan dengan disertai foto maka Raja bersedia mentraktir Alif menu spesial di dapur umum selama satu bulan.

Alif yang terbakar emosi segera berpikir bagaimana cara dapat berkenalan dengan Sarah.

Rumah ustad Khalid yang berada di tengah-tengah kampus PM tentu saja menjadi sorotan utama para siswa PM. Mereka mencuri-curi pandang ke arah rumah itu dengan harapan dapat melihat Sarah tak terkecuali Alif dan kawan-kawannya.

Maka suatu waktu, Alif menggunakan jabatannya sebagai wartawan kampusnya untuk mewawancarai ustad Khalid dengan sedikit harapan dapat berkenalan atau paling tidak bertemu dengan sarah.

Akhirnya, apa yang dinantikan Alif dan kawan-kawannya tiba. Untuk malam ini pertama kalinya mereka satu kamar mendapat tugas menjadi pasukan ronda malam. Hal ini adalah kesempatan yang dinantikan siswa baru maupun senior.

PM terdiri dari belasan hektar di daerah terpencil di daerah Ponorogo. Batas pondok dan dunia luar hanya berpagar alami yang terdiri dari pohon-pohon seadanya sedangkan di dalam pondok terdapat banyak barang-barang berharga. Mulai dari alat teknologi sampai hewan ternak. Maka kiai Rais menggunakan solusi praktis yaitu ronda malam dari jam sepuluh hingga subuh yang melibatkan seratus siswa setiap malamnya, yang masing-masing terdiri beberapa siswa dan menjaga satu dari banyak pos.

Alif kebetulan berjaga dengan Dulmajid kebagian menjaga pos dekat sungai bambu. Setelah briefing selesai, mereka bergegas menuju pos masing-masing. Pada awalnya Alif dan Dulmajid saling bercerita, namun malam semakin larut dan Dulmajid terkantuk-kantuk dan Alif menyusul. Kakak senior mereka memergoki dan pasti akan berakhir di mahkamah pusat.

Ditengah rasa sesal mereka berdua terdengar suara peluit bersahut-sahutan tanda pencuri datang menyusup, Alif dan Dulmajidpun kedatangan tamu tak diundang, segera saja mereka mengacungkan kursi dan membenturkannya keras ke arah tamu tak diundang tersebut. Segera saja tamu tersebut terjerembab dan orang-orang berdatangan bersama ustad Khaidir. Dan akhirnya tamu tak diundang, pencuri tersebut dapat diringkus dan diserahkan ke kepolisian setempat.

Dan akhirnya berkat jasa mereka berdua ancaman mahkamah pusat dihapuskan oleh kakak senior yang mereka juluki Tyson itu.

Berita penangkapan pencuri itu menjadi buah bibir selama berminggu-minggu. Tentu saja Alif, Dulmajid, dan Said yang menjadi anggota Tapak Madani, perkumpulan silat di PM menjadi topik utama.

Dengan susah payah Alif mendapat persetujuan ustad Khalid untuk mewawancarai beliau. Namun sayang sekali, dari percakapannya dengan ustad Khalid Alif mengetahui bahwa Sarah pergi ke rumah neneknya dan menginap di sana beberapa hari. Pantas saja beberapa hari ini Sarah tidak terlihat, pikir Alif.

Setelah mewawancarai ustad Khalid, Alif merasa dirinya lancang dan tidak patut.

Beberapa saat setelah hasil wawancara itu diterbitkan, Alif di penggil ke mahkamah pusat. Berdebar dia sambil mencari kesalahan apa yang diperbuatnya. Dan setelah sampai di mahkamah pusat, barulah dia merasa lega karena ternyata ustad Khalid meminta dirinya untuk mengambil foto keluarga. Bergegas dia ke sana, pikirnya inilah kesempatan untuk berkenalan langsung dengan Sarah.

Sebelum mengambil foto keluarga, ustad Khalid menanyakan perihal kampung halaman Alif dan Alif menceritakannya. Ustad Khalidpun mengatakan kalau beliau mempunyai kawan yag berasal dari desa Alif juga yang bernama Gindo Marajo dan ternyata itu adalah paman Alif yang berada di Mesir. Kemudian suasana bertambah nyaman dan mencair. Kemudian di akhir Alif memotret, Alif meminta ikut berfoto sebagai kenang-kenangan dan tentu saja ustad Khalid mengabulkannya. Dalam hati dia merasa senang karena dapat lebih dekat dengan keluarga ustadnya dan senang karena kali ini dia dapat membuktikan ucapannya pada Raja, kawannya.

Tidak terasa musim ujian datang lagi. Kali ini Alif dan kawan-kawan seangkatannya sudah tidak seheboh dulu. Karena mungkin sudah terbiasa. Selesai dengan musim ujianpun, PM diramaikan dengan persepak bolaan. Dan tak disangka asramanya sampai pada babak final. Alif yang bukan pemain inti menggantikan pemain di babak kedua. Suasana lapangan sangat becek karena hujan sebelum pertandingan di mulai. Dia mendapatkan bola dan siap menembakkan sebuah gol namun ia urungkan karena seorang menghadangnya. Kemudian dia oper pada Said yang bebas dan terjadilah gol kemenangan bagi asrama Alif dan kawan-kawannya. Namun terjadi kecelakaan, betis Alif terkena tebasan kaki lawan dan harus menginap di puskesmas PM.

Tak terasa sudah tiga tahun.

Alif dan kawan-kawannya menghabiskan waktu di PM. Sebuah spanduk besar terpasang di aula dan bertuliskan “Selamat Naik ke Kelas Puncak”. Para siswa berbondong-bondong menuju aula untuk mendengarkan wejangan dari kiai Rais.

Suatu waktu Alif kebagian sebagai student speaker untuk menyambut kunjungan duta besar dari Inggris. Student speaker adalah wakil murid yang akan berpidato di depan tamu yang sudah disambut oleh kiai Rais. Bahasa pidato dapat berbahasa Inggris atau bahasa Arab, tergantung dari mana asal tamu tersebut. Terpilih sebagai speaker adalah hasil seleksi dan pengamatan terhadap kemampuan berpidato dan bahasa. Hanya yang terbaik saja yang terpilih.

Tulis menulis sudah menjadi hobi Alif sejak dia masih duduk di kelas SD. Dan kini hobinya berbuah manis. Kini dia tergabung dengan tim redaksi koran kampus bahkan kini dia diberikan tanggung jawab sebagai wartawan oleh ustad Salman dalam acara “Milad 70 Tahun PM”. Tidak tanggung-tanggung yang akan di wawancarainya adalah setingkat panglima dan presiden. Dan Alif sangat menikmati moment ini.

Tradisi turun temurun di PM kelas enam harus mempersembahkan pagelaran multi seni terhebat yang bisa mereka produksi kepada almamater tercinta. Acara megah ini selalu dianti-nantikan oleh ribuan penonton, mulai dari mbok dapur sampai ustad, kiai dan adik kelas. Bahkan pamong desa dan aparat pemda kabupaten selalu menagih diundang.

Sebetulnya banyak sekali ajang pertunjukkan seni di PM. Ada poetry reading. Lomba drama, festival band, sampai lomba nyanyi. Semuanya heboh dan menghibur. Tapi tidak ada yang mengalahkan kemasyhuran Class Six Show. Inilah pertunjukkan diatas pertunjukkan.

Dan setelah melalui perdebatan dan berdiskusi yang alot, para siswa kelas enam memutuskan akan membuat sebuah drama kolosal kisah perjalanan keliling dunia Ibnu Batutah selama tiga puluh tahun. Dia salah seorang world traveler pertama di dunia. Bahkan dia bertualang lebih jauh dari Marco Polo. Penyajian drama ini tidak biasa seperti drama pada umumnya. Para penonton akan dilibatkan langsung dengan spesial efek yang digunakan dalam drama kali ini. Dan pertunjukkan kali ini tak kalah sukses dengan pertunjukkan kelas enam tahun lalu.

Tapi kesuksesan itu bukan tanpa pengorbanan. Justru pengorbanannya datang setelah kesuksesan di dapat, kebalikan daripada umumnya. Sebelum pertunjukkan dilaksanakan, Alif, Said, dan Atang meminta izin pergi ke kota untuk membeli peralatan yang dibutuhkan namun peralatan yang dibtuhkan tidak ada dan hanya tersedia di Surabaya. Karena alasan waktu yang sudah sangat sedikit mereka bertiga berinisiatif pergi ke Surabaya tanpa pamit. Dan selama pertunjukan berlangsung semuanya baik-baik saja sampai saat Alif berkata keesokan hari setelah pertunjukkan selesai bahwa harus mencari peralatan sampai ke Surabaya yang terdengar oleh ustad Torik. Kontan saja mereka mendapat ganjaran terhadap apa yang mereka lakukan. Tidak perduli sebesar apa jasa mereka terhadap PM sebelumnya. Sebuah ganjaran babat rambut hingga habis mereka terima dengan harus melapangkan dada.

Kisah lainpun menghiasi perjalanan Alif di PM. Temannya yang selalu bersemangat menghafal Al-Qur’an dan selalu tergila-gila belajar tiba-tiba sudah tak terlihat lagi semangatnya yang itu. Baso nampak murung dan resah gelisah. Kemudian dia bercerita bahwa kedua orang tuanya telah lama meninggal dan tinggalah dia dengan hanya neneknya. Hidupnyapun sangat harus menghemat. Dia bersekolah setamat SMP dan sampai merantau ke PM pun dibiayai oleh tetangganya yang dermawan. Kini hatinya risau karena satu-satunya keluarganya tengah sakit. Motivasi untuk menghafal Al-Qur’an selama ini adalah untuk membalas jasa kedua orang tuanya di akhirat. Dan semangat belajarnya selama ini adalah dia tidak ingin membuat nenek dan tetangga dermawannya kecewa kepadanya. Gelisah hatinya tidak tahu harus mengambil keputusan seperti apa.

Satu minggu setelah Baso bercerita, lamat-lamat Alif dan lainnya melupakannya karena sibuk dibebat belajar dan pengulangan pelajaran sejak kelas satu. Tapi kerisauan Baso belum surut juga. Pada suatu sore Baso bercerita bahwa dia mendapatkan surat kilat khusus dari tetangganya yang dermawan. Bersisi kabar buruk dan baik. Kabar buruknya, neneknya bertambah parah sakitnya. Dan kabar baiknya adalah di desa sebelah desa kampung halaman Baso terdapat sekolah yang sedang membutuhkan guru untuk bahasa Arab, dan sekolah itu dipimpin oleh seorang hafiz terkenal di kampung itu. Hal ini sangat menguntungkan Baso.

Dua hari setelah itu Baso pergi meninggalkan PM. Perpisahan berat dirasakan enam sekawan itu. Tapi mereka merasakan bahwa ini adalah keputusan yang terbaik yang diambil oleh Baso.

Kepergian Baso dan datangnya surat dari Randai sahabat karibnya dulu membuka kembali keraguan yang dulu pernah dia rasakan. Batinnya mulai berperang antara ingin keluar PM secepatnya dan tetap tinggal untuk menamatkan yang hanya tinggal beberapa bulan lagi. Dan dalam kegundahannya dia tuliskan sebuah surat untuk orang tuanya. Dia tuliskan dengan sebenar-benarnya yang sedang dia rasakan. Dan tak lama kemudian datang telegram dari ibunya yang mengatakan bahwa ayahnya akan datang mengunjunginya. Dan memang benar, beberapa hari kemudian ayahnya datang mengunjunginya dan setelah meyakinkan Alif untuk menamatkan belajar di PM ayahnya kembali pulang. Ayahnya mengatakan bahwa dia sudah didaftarkan untuk persamaan SMA. Dan Alifpun meminta ustad-ustadnya untuk menyemangatinya.

Kelas enam begitu sibuknya untuk mempersiapkan ujiannya hingga walaupun berubah menjadi sebuah tempat berkonsentrasi untuk belajar. Para siswa kelas enam berkumpul di sana hampir semua aktivitas mereka lakukan di sana hingga ujian sepekan tiba. Hari demi hari ujian terlewati. Ini ujian diatas ujian. Sepekan penuh mereka lewatkan dengan penuh ujian mulai materi dari kelas satu sampai kelas enam.

Dan akhirnya berakhirlah semua ujian itu. Para siswa kelas enam bersama-sama mengikuti tour jawa timur, mengunjungi berbagai tempat. Mulai dari pabrik kerupuk di Trenggalek, budidaya ikan laut di Pacitan, toko bahan bangunan di Tulung Agung, koperasi simpan pinjam islami di Jombang, dealer mobil dan pabrik semen di Gresik, industry batik di Sidoarjo, sampai pusat perawatan kapal di Surabaya. Dengan tujuan agar dapat membuka hati para siswa kelas enam bahwa dunia wirausaha sangat luas sebagai tujuan masa depan mereka.

Setelah itu para siswa dapat mengakses pengumuman yang di pasang di aula untuk dapat melihat siapa saja yang telah lulus dari PM. Dan kemudian para siswa dikumpulkan di aula untuk melaksanakan sebuah perpisahan. Perpisahan ini berlangsung sangat haru dan hikmat. Tidak sedikit dari para siswa dan ustad-ustad yang berwajah sembab menahan tangis haru. Dan pada akhirnya mereka dilepas keesokan harinya dengan bus carteran ke tempat tujuan masing-masing. Alif masih teringat dengan kawan sahibul menaranya, entah kapan lagi dirinya dapat berkumpul kembali dan entah di mana tempatnya dan akankah seru seperti saat masih menuntut ilmu di PM. Ah… entahlah.

Trafalgar Square, menjadi tempat janjian Alif, Raja, dan Atang. Kemudian mereka mulai bernostalgia tentang kehidupan yang mereka lalui bersama. Saling bercerita bahwa impian masing-masing telah menjadi kenyataan.

Dulu mereka melukis langit dan membebaskan imajinasi itu lepas membumbung tinggi. Alif melihat awan yang seperti benua Amerika, Raja bersikeras awan yang sama berbentuk Eropa, sementara Atang tidak yakin dan sangat percaya bahwa awan tersebut berbentuk Afrika. Baso malah melihat semua itu dalam konteks Asia, sedangkan Said dan Dulmajid sangat nasionalis, awan itu berbentuk peta Negara Indonesia. Dulu mereka tidak takut bermimpi walau sejujurnya tidak tahu bagaimana merealisasikannya. Tapi mereka melihat hari ini. Setelah mengerahkan segala ikhtiar dan menggenapkan dengan doa, Tuhan mengirim benua impian ke pelukan masing-masing. Kun fayakun, maka semula awan impian kini hidup yang nyata. Mereka berenam telah berada di lima Negara yang berbeda. Di lima menara impian masing-masing. Jangan pernah remehkan impian walau setinggi apapun. Tuhan sungguh maha mendengar.

Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.